Picture-In-View

Informasi Seputar Bali

Asal Mula atau Sejarah Pacuan Kerbau atau Mekepung

Asal Mula atau Sejarah Pacuan Kerbau atau Mekepung - ali sebagai salah satu Propinsi di Nusantara Indonesia, masyarakatnya adalah agraris yang terkenal dengan organisasi yang disebut Subak yaitu organisasi yang mengatur tentang pengairan disawah. Masyarakat petani dalam melakukan aktifitas pertanian di sawah dengan memanfaatkan alat-alat tradisional yang paling popular disebut bajak, yang mana dalam pengolahan tanah dibagi dalam tahapan-tahapan kegiatan yaitu untuk menggemburkan tanah memakai bajak tenggala, untuk membersihkan tanah dari gulma-gulma memakai bajak jangkar, untuk melumatkan tanah menjadi lumpur memakai bajak lampit slau, dan terakhir untuk menghaluskan tanah memakai bajak plasah. Setelah permukaan tanah lumpur tersebut halus baru ditanami padi bulih (tanaman pohon padi yang masih muda), yang mana dalam proses aktifitas pertanian di sawah ini masyarakat Bali menerapkan sistim kerja ngajakan (kerja gotong royong/bekerja saling Bantu membantu tanpa imbalan jasa).


Atraksi Mekepung ini hanya ada di belahan Bali Barat yaitu di Kabupaten Jembrana. Mekepung artinya berkejar-kejaran, inspirasinya muncul dari kegiatan tahapan proses pengolahan tanah sawah yaitu tahap melumatkan tanah menjadi lumpur dengan memakai bajak lampit slau. Dalam proses melumatkan tanah, petani sawah bekerja secara gotong royong bersama rekan-rekannya petani sawah termasuk beserta sanak keluarganya dalam mempersiapkan konsumsinya. Bajak lampit slau ditarik oleh dua ekor kerbau dan sebagai alat menghias kerbau maka pada leher kerbau tersebut dikalungi genta gerondongan (gongseng besar) sehingga apabila kerbau tersebut berjalan menarik bajak lampit slau maka akan kedengaran bunyi seperti alunan musik rok (dengan suara gejreng-gejreng), karena bekerja gotong royong maka ada bajak banyak yang masing-masing ditarik oleh dua ekor kerbau yang ditunggangi oleh seorang sais/Joki duduk di atas bajak lampit slau. Dalam kegiatan ini sais tersebut mulai ada yang ingin mengadu kebolehan kerbaunya dalam kekuatan menarik bajak, maka disinilah awal mulanya terjadi mekepung yaitu adu kekuatan kerbau menarik bajak sehingga untuk pertama kalinya adanya atraksi mekepung adalah mekepung di sawah yang berisi tanah lumpur yaitu di Subak Pecelengan Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana – Bali. Lama-kelamaan kegiatan atraksi ini diikuti oleh petani lainnya dan berkebang di wilayah lainnya seperti di Subak Temuku Aya, Subak Tegak Gede dan Subak Mertasari dan kemudian berkebang khusus menjadi Atraksi Mekepung di Sawah yang kegiatannya dilakukan secara bergilir pada saat mulai ada air disawah.

Atraksi Mekepung di sawah ini berkembang sekitar tahun 1930 dan Sais/Jokinya berpakain ala prajurit Kerajaan di Bali jaman dulu yaitu pakai destar, selendang, selempod, celana panjang tanpa alas kaki dan dipinggang terselip sebilah pedang yang memakai sarung poleng(warna hitam putih). Berselang beberapa lama karena setelah selesai atraksi Mekepung di tengah sawah berlumpur para Sais/Joki selalu kotor dilumuri lumpur maka Atraksi Mekepung ini kemudian berkebang menjadi Mekepung di jalan yang ada di Sawah dan atraksi ini berkembang mulai tahun 1960 dengan dibentuk organisasi Mekepung yang terdiri dari dua kelompok yang diberi Nama “Regu Ijo Gading Timur” dengan lambang Bendera warna merah dan kelompok yang berada di sebelah Barat Sungai Ijogading diberi Nama “Regu Ijo Gading Barat” dengan lambang Bendera Warna Hijau . Ijo Gading adalah nama sebuah sungai yang membelah jantung Kota Negara, ibu kota kabupaten Jembrana, menjadi dua bagian yaitu belahan kota sebelah barat sungai Ijo Gading dan belahan sebelah timur sungai Ijo Gading.

Sarana yang dipakai bukan lagi Bajak Lampit Slau melainkan Pedati dengan ukuran sangat mini yang dihiasi dengan ukiran yang sangat menarik para Sais/Joki berbusana tradisional yaitu memakai destar batik, baju tanganpanjang memakai selempod, memakai celana panjang dan memakai sepatu tetapi tidak menyelipkan pedang pada pinggang sehingga Mekepung ini diberi nama “BENHUR JEMBRANA”.


Pengurus Mekepung

Sebagai Pengurus Harian dibentuk pengurus yang namanya Koordinator Mekekpung Kabupaten Jembnrana dengan Koordinator I Wayan Gelgel dari Desa Delodbrawah, sebagai Ketua Regu Ijo Gading Timur (Blok Timur) adalah I Ketut Astawan dari Kelurahan Dauhwaru sedangkan Ketua Regu Ijo Gading Barat (Blok Barat) adalah Wayan Deken dari Desa Manistutu.

Masing-masing Regu membawahi 100 pasang kerbau pepadu (kerbau mekepung) dengan nama masing-masing pasangan kerbau sangat berpariasi seperti ada nama pasangan kerbau Batu Api, Embak Lampir, Hanoman, Gerandong, Nini Pelet, Raden Bentar dan lain-lainnya yang namanya sangat unik. Nama-nama ini sengaja dipilih dari nama-nama yang terdapat pada Legenda-Legenda yang sangat populer dan para Sais/Joki menginkan agar kerbaunnya bisa lebih populer sesuai dengan nama besar lakon legenda tersebut.


Kalender Mekepung

Atraksi Mekepung dilaksanakan setiap hari Minggu dan dapat disaksikan mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober yaitu berupa latihan dan sepuluh kali pertandingan dalam bentuk pertandngan lokal, pertandingan perebutan piala Bupati Cup (Agustus) dan pertandingan perebutan Piala Gubernur Cup (Oktober).

Masyarakat Bali Dalam Kehidupan Beragama Sehari - Hari

Masyarakat Bali Dalam Kehidupan Beragama Sehari - Hari - Sejarah menyatakan, bahwa pada jaman dahulu kala di wilayah Nusantara Indonesia telah berdiri Kerajaan-Kerajaan Besar seperti salah satu di antaranya adalah Kerajaan Majapahit yaitu sebuah Kerajaan penganut Agama Hindu yang merupakan Kerajaan terbesar yang bisa menyatukan seluruh wilayahnya sampai ke Madagaskar. Pada jaman itu sudah ada hubungan dagang dengan Negara Luar Negeri terutama dengan Negeri Campa, yang saat ini Negara Cina. Kerajaan ini bertempat di Jawa Timur, yang pada jaman keemasannya dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Hayam Wuruk dengan Patihnya bernama Gajah Mada.

Pada jaman itu perkembangan budaya yang berlandaskan Agama Hindu sangat pesat termasuk di Daerah Bali dan perkembangan terakhir menunjukkan bahwa para Arya dari Kerajaan Majapahit sebagian besar hijrah ke Bali dan di Daerah ini para Arya-Arya tersebut lebih memantapkan ajaran-ajaran Agama Hindu sampai sekarang.

Masyarakat Hindu di Bali dalam kehidupan sehari-harinya selalu berpedoman pada ajaran Agama Hindu warisan para lelulur Hindu di Bali terutama dalam pelaksanaan upacara ritual dalam hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam tetap berlandaskan ajaran-ajaran Agama Hindu dan dalam pelaksanaan Upacara Keagamaan perpatokan pada Panca Yadnya. Yang dimaksud dengan Panca Yadnya adalah : Panca artinya lima dan Yadnya artinya upacara suci yang tulus ikhlas kehadapan Tuhan yang dalam istilah Bali masyarakat Hindu menyebutkan Ida Sanghyang Widi.

Adapun pelaksanaan Panca Yadnya terdiri dari :

1. Dewa Yadnya, yaitu upacara suci kehadapan para dewa-dewa
2. Butha Yadnya, yaitu upacara suci kehadapan unsur-unsur alam
3. Manusa Yadnya, yaitu upacara suci kepada manusia
4. Pitra Yadnya, yaitu upacara suci bagi manusia yang telah meninggal
5. Rsi Yadnya, yaitu upacara suci kehadapan para orang suci umat

Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan Panca Yadnya secara simpel dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Upacara Dewa Yadnya

Dewa asal kata bahasa Sanskrit “Div” yang artinya sinar suci, jadi pengertian Dewa adalah sinar suci yang merupakan manifestasi dari Tuhan yang umat Hindu di Bali menyebutnya Ida Sanghyang Widhi.
Yadnya artinya upacara suci

Upacara Dewa Yadnya adalah pemujaan serta persembahan kehadapan Tuhan dan sinar-sinar suciNYA yang disebut dewa-dewi.

Adanya pemujaan kehadapan dewa-dewi atau para dewa karena beliau yang dianggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di dunia ini. Salah satu dari Upacara Dewa Yadnya seperti Upacara Hari Raya Saraswati yaitu upacara suci yang dilaksanakan oleh Umat Hindu untuk memperingati turunnya Ilmu Pengetahuan yang dilaksanakan setiap 210 hari yaitu pada hari Sabtu, yang dalam kalender Bali disebut Saniscara Umanis uku Watugunung, pemujaan ditujukan kehadapan Tuhan sebagai sumber Ilmu Pengathuan dan dipersonifikasikan sebagai Wanita Cantik bertangan empat memegang wina (sejenis tasbih), genitri (semacam alat musik) serta lontar bertuliskan sastra ilmu pengetahuan di dalam kotak kecil.



2. Upacara Bhuta Yadnya

Bhuta artinya unsur yang diadakan, sedangkan Yadnya artinya upacara suci.
Kata “Bhuta” sering dirangkaikan dengan kata “Kala” yang artinya “waktu” atau “energi”

Bhuta Kala artinya unsur alam semesta dan kekuatannya.

Bhuta Yadnya adalah pemujaan serta persembahan yang ditujukan kehadapan Bhuta Kala yang tujuannya untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan Bhuta Kala dan memanfaatkan daya gunanya. Salah satu dari upacara Bhuta Yadnya adalah Upacara Tawur ke Sanga (IX) menjelang Hari Raya Nyepi (tahun baru kalender Bali).

Upacara Tawur ke Sanga (IX) adalah upacara suci yang merupakan persembahan kepada Bhuta-Kala agar terjalin hubungan yang harmonis dan bisa memberikan kekuatan kepada manusia dalam kehidupan.


3. Upacara Manusa Yadnya

Manusa artinya manusia
Yadnya artinya upacara suci

Upacara Manusa Yadnya adalah upacara suci dalam rangka pemeliharaan, pendidikan serta penyucian secara spiritual terhadap seseorang sejak terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai akhir kehidupan.

Adapun beberapa upacara Manusa Yadnya adalah :

1.Upacara Bayi Lahir.

Upacara ini merupakan cetusan rasa bahagia dan terima kasih dari kedua orang tua atas kelahiran anaknya, walaupun disadari bahwa hal tersebut akan menambah beban baginya.

Kebahagiaannya terutama disebabkan beberapa hal antara lain :
• Adanya keturunan yang diharapkan akan dapat melanjutkan tugas-tugasnya terhadap leluhur dan masyarakat.
• Hutang kepada orang tua terutama berupa kelahiran telah dapat dibayar.

2. Upacara Tutug Kambuhan, Tutug Sambutan dan Upacara Mepetik.

Upacara Tutug Kambuhan, merupakan upacara suci yang bertujuan untuk penyucian terhadap si bayi dan kedua orang tuanya.
Penyucian kepada si Bayi dimohonkan di dapur, di sumur/tempat mengambil air dan di Merajan/Sanggah Kemulan (Tempat Suci Keluarga).

Upacara Tutug Sambutan (105 hari) dan Mepetik, adalah upacara suci yang tujuannya untuk penyucian Jiwatman dan penyucian badan si Bayi seperti yang dialami pada waktu acara Tutug Kambuhan.
Pada upacara ini nama si bayi disyahkan disertai dengan pemberian perhiasan terutama gelang, kalung/badong dan giwang/subeng, melobangi telinga dan pengguntingan rambut untuk pertama kalinya, apabila keadaan ubun-ubun si bayi belum baik, maka rambut dibagian ubun-ubun tersebut dibiarkan menjadi jambot (jambul)dan akan digunting pada waktu upacara peringatan hari lahir yang pertama atau sesuai dengan keadaan. Upacara pengguntingan rambut ini disebut Upacara Mepetik.

3. Upacara Perkawinan

Bagi Umat Hindu upacara perkawinan mempunyai tiga arti penting yaitu :

3.1. Sebagai upacara suci yang tujuannya untuk penyucian diri kedua calon mempelai agar mendapatkan tuntunan dalam membina rumah tangga dan nantinya agar bisa mendapatkan keturunan yang baik dapat menolong meringankan derita orang tua/leluhur.
3.2. Sebagai persaksian secara lahir bathin dari seorang pria dan seorang wanita bahwa keduanya mengikatkan diri menjadi suami-istri dan segala perbuatannya menjadi tanggung jawab bersama.
3.3. Penentuan status kedua mempelai, walaupun pada dasarnya Umat Hindu menganut sistim patriahat tetapi dibolehkan pula untuk mengikuti sistim patrilinier (garis Ibu). Di Bali disebut kawin nyeburin atau nyentana yaitu mengikuti wanita karena wanita nantinya sebagai Kepala Keluarga.

Upacara Pernikahan ini dapat dilakukan di halaman Merajan/Sanggah Kemulan ( Tempat Suci Keluarga) dengan tata upacara yaitu kedua mempelai mengelilingi Sanggah Kemulan ( Tempat Suci Keluarga ) sampai tiga kali dan dalam perjalanan mempelai perempuan membawa sok pedagangan( keranjang tempat dagangan) yang laki memikul tegen-tegenan(barang-barang yang dipikul) dan setiap kali melewati “Kala Sepetan”(upakara sesajen yang ditaruh di tanah) kedua mempelai menyentuhkan kakinya pada serabut kelapa belah tiga. Setelah tiga kali berkeliling, lalu berhenti kemudian mempelai laki berbelanja sedangkan mempelai perempuan menjual segala isinya yang ada pada sok pedagangan (keranjang tempat dagangan), dilanjutkan dengan merobek tikeh dadakan (tikar yang ditaruh di atas tanah), menanam pohon kunir, pohon keladi (pohon talas) serta pohon endong dibelakang sanggar pesaksi/sanggar Kemulan ( Tempat Suci Keluarga ) dan diakhiri dengan melewati "Pepegatan" ( Sarana Pemetusan ) yang biasanya dipergunakan benang didorong dengan kaki kedua mempelai sampai benang tersebut putus.


4. Upacara Pitra Yadnya (Ngaben )

Pitra artinya arwah manusia yang sudah meninggal.
Yadnya artinya upacara suci.

Upacara Pitra Yadnya adalah upacara suci yang dilaksanakan dengan tujuan untuk penyucian dan meralina ( kremasi) serta penghormatan terhadap orang yang telah meninggal menurut ajaran Agama Hindu.

Yang dimaksud dengan meralina (kremasi menurut Ajaran Agama Hindu ) adalah merubah suatu wujud demikian rupa sehingga unsur-unsurnya kembali kepada asal semula. Yang dimak dengan asal semula adalah asal manusia dari unsur pokok alam yang terdiri dari air, api, tanah, angin dan angkasa. Sebagai sarana penyucian digunakan air dan tirtha (air suci) sedangkan untuk meralina digunakan api pemeralina ( api alat kremasi).



5. Upacara Rsi Yadnya

Rsi artinya orang suci sebagai rokhaniawan bagi masyarakat Umat Hindu di Bali.
Yadnya artinya upacara suci.

Upacara Resi Yadnya adalah upacara suci sebagai penghormatan serta pemujaan kepada para Resi yang telah memberi tuntunan hidup untuk menuju kebahagiaan lahir-bathin di dunia dan akhirat.

Demikian Upacara Panca Yadnya yang dilaksanakan oleh Umat Hindu di Bali sampai sekarang yang mana semua aktifitas kehidupan sehari-hari masyakat Hindu di Bali selalu didasari atas Yadnya baik kegiatan dibidang sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, pertanian, keamanan dan industri semua berpedoman pada ajaran-ajaran Agama Hindu yang merupakan warisan dari para leluhur Hindu di Bali.

Mengenal Pantai Balangan, Spot Surfing Di Bali

 
Mengenal Pantai Balangan, Spot Surfing Di Bali - Pantai Balangan merupakan salah satu lokasi surfing di Bali yang menjadi primadona para peselancar baik pemula maupun profesional. Nama pantai ini memang terasa asing di telinga. Masih sangat jarang wisatawan lokal atau agen travel yang memasukkan Pantai Balangan ini di jadwal tour mereka.
Pantai Balangan adalah pantai berpasir putih bersih yang masih sangat alami yang terletak di daerah Pecatu, Bali tidak jauh dari Pantai Dreamland. Letak pantai ini tersembunyi di bagian selatan pulau Bali. Lokasi pantai ini diapit oleh dua bukit karang yang terjal. Bila air laut surut, pengunjung bisa menyusuri pantai ke arah barat menuju Pantai Dreamland. 

pantai balangan
Indah
Dibandingkan Pantai Kuta yang sudah mendunia dan penuh sesak dengan wisatawan, pantai ini memiliki kondisi pantai yang lebih indah. Keindahan pantai ini dikarenakan masih minimnya wisatawan yang berkunjung kesana.
pantai balangan bali
Pantai Balangan
Di tepi pantai berjejer rapi pohon kelapa yang melambai-lambai terkena hembusan angin pantai yang hangat. Di hamparan pasir putih sepanjang 1 kilometer, wisatawan bisa berjemur di bawah terik matahari atau berteduh di bawah payung-payung yang disediakan oleh penduduk setempat untuk disewa.
pantai balangan bali
Tergerus Ombak
Di atas tebing atau bukit karang terdapat tempat semacam pondok yang biasa digunakan oleh pengunjung untuk menikmati keindahan pantai dari ketinggian. Terlihat jelas bahwa Pantai Balangan ini berada di antara  tebing yang tergerus oleh ombak.
Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke pantai ini selalu memanfaatkan ombak pantai yang cukup besar untuk berselancar atau ada juga yang hanya berenang di tepiannya. Kebanyakan pengunjung di pantai ini adalah turis asing, hanya sedikit terlihat wisatawan lokal berada di pantai ini.
pantai balangan bali
Beratap ilalang
Meskipun letak Pantai Balangan ini tersembunyi, namun untuk fasilitas sudah cukup lengkap. Di tepi pantai terdapat cafe dan restoran-restoran beratap ilalang tempat untuk sobat bersantap. Sedangkan bila ingin bermalam, di sini juga tersedia beberapa penginapan yang siap menyambut sobat. 
Bermalam di tepi pantai dengan teras halaman berupa pasir putih dan birunya laut membuat liburan sobat takkan terlupakan. Untuk menuju ke Pantai Balangan ini, dari Denpasar hanya membutuhkan waktu 30 menit saja. Jadi bila sobat berlibur ke Bali, jangan lupa mampir di Pantai Balangan.

Mengenal Lebih Dekat Desa Trunyan, Pemakaman Unik Di Kintamani

Mengenal Lebih Dekat Desa Trunyan, Pemakaman Unik Di Kintamani - Tak lengkap rasanya bila mengunjungi Kintamani yang terkenal dengan gunung dan danau Baturnya tanpa menyempatkan diri ke tempat yang satu ini. Sebuah tempat yang memiliki eksotisme dan kemistisan yang tiada tara. Desa Trunyan namanya. Berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Trunyan merupakan desa tua, atau sering disebut Bali Aga atau Bali Mula.
Untuk ke Desa Trunyan kita harus menyeberangi danau Batur dengan menggunakan perahu yang disewakan oleh warga sekitar. Perahu tersebut bisa memuat sampai 7 penumpang dengan biaya sewa sekitar Rp 300.000 - Rp 400.000/ perahu pulang pergi.
Dikelilingi Anyaman Bambu
Keunikan dari desa ini adalah cara pemakaman jenazahnya, yang masih terjaga dan lestari sampai sekarang. Disini orang yang telah meninggal tidak dikubur dalam tanah seperti di tempat-tempat lain ataupun dibakar seperti pemakaman "ngaben" yang terkenal di pulau Bali ini, namun tubuh seseorang yang telah meninggal tersebut setelah melalui sebuah prosesi dan dibungkus dengan kain kafan, kemudian diletakkan di atas tanah dan di bawah pohon trunyan dan dikelilingi anyaman dari pohon bambu yang disebut ancak saji, begitu saja sangat sederhana, tanpa dikubur dalam tanah.

Pohon Taru Menyan
Namun sobat tak perlu kuatir dengan bau busuk menyengat yang akan ditimbulkan mayat tersebut. Disini tidak tercium bau busuk sedikitpun, adanya bau harum yang keluar dari pohon trunyan tersebut. Trunyan berasal dari dua kata yaitu "taru" yang berarti pohon dan "menyan" yang berarti harum. Jadi pohon ini berfungsi menyerap bau yang tidak sedap yang dikeluarkan oleh jenazah sehingga tidak tercium lagi bau yang tidak sedap itu.
Tengkorak
Tidak semua jenazah bisa dimakamkan seperti diatas, hanya jenazah yang sudah dewasa dan meninggal secara normal serta tidak cacat yang bisa dimakamkan seperti ini. Untuk jenazah bayi dan meninggal secara tidak normal seperti bunuh diri, dibunuh ataupun kecelakaan dimakamkan di tempat lain.
Desa Trunyan Dilihat Dari Seberang
Memang pemandangan di desa Trunyan ini cukup mengerikan karena disana kita akan melihat secara langsung tengkorak dan tulang - belulang manusia yang diletakkan sedemikian rupa sehingga membuat pemandangan di sekitarnya terlihat seram.
Untuk menuju ke desa Trunyan ini, sobat bisa menempuhnya selama 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar menuju gunung Batur di Kintamani. Setelah itu sobat turun menuju ke tepi danau Batur untuk menyeberang dengan perahu yang banyak disewakan disana. Di lokasi gunung Batur ini, banyak pemandu wisata yang menawarkan jasanya untuk memandu pengunjung ke Desa Trunyan, jadi jangan kuatir untuk tidak menemukan tempat ini.

Tempat Belanja Oleh-Oleh Khas Bali

Tempat Belanja Oleh-Oleh Khas Bali - Oleh-oleh merupakan salah satu hal yang wajib dibawa pulang bila kita sedang berlibur. Di Bali, selain wisata alam dan budayanya, hampir semua wisatawan yang berkunjung ke pulau dewata ini selalu menyempatkan diri untuk mampir di tempat belanja oleh-oleh dan menghabiskan sebagian uangnya untuk membawa barang khas Pulau Bali ini.

Sebenarnya di Bali sangat banyak sekali tempat belanja oleh-oleh yang bisa sobat kunjungi, namun kali ini au akan memberikan informasi tentang tempat belanja oleh-oleh terfavorit versi aku sendiri. Berikut tempat belanja oleh-oleh di Bali :

1. Pasar Seni Sukawati

tempat belanja oleh-oleh di bali
Pasar Sukawati
Bila sobat pernah ke Bali, pasti udah tidak asing lagi mendengar nama pasar ini. Pasar Sukowati atau Sukawati terletak di Kabupaten Gianyar sekitar 20 km dari Denpasar dan bisa ditempuh selama 30 menit dari Pantai Kuta. Di pasar ini semua barang untuk oleh-oleh tersedia dengan harga yang sangat murah seperti kaos, gantungan kunci, selendang, ukiran, lukisan dan masih banyak lainnya.

2. Joger

tempat belanja oleh-oleh di bali
Joger
Joger merupakan salah satu tempat belanja oleh-oleh favoritku di Bali. Joger bagi sebagian orang merupakan tempat belanja oleh-oleh yang eksklusif karena produknya tidak ada di tempat lain. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bila bisa mengenakan kaos dari Joger. Joger terletak di Jalan Raya Kuta, letaknya sangat dekat dengan bandara Ngurah Rai.

Joger terkenal akan produknya yang mengandung kata-kata lucu, baik dicetak di kaos, stiker, maupun di gantungan kunci. Selain itu Joger juga menjual tas, jaket, topi, kerajinan tangan dan lain-lain. Harga di Joger lebih mahal dari Pasar Sukowati karena memang Joger sudah memiliki nama besar di Bali dan Indonesia.

3. Toko Agung Bali, Tanah Lot

tempat oleh-oleh di bali
Agung Bali
Mungkin nama ini masih asing di telinga. Namun bila sobat mengunjungi Pura Tanah Lot, mampirlah di tempat belanja oleh-oleh ini. Letaknya berada di dalam kawasan wisata Tanah Lot, sekitar 50 meter sebelum Pura Luhur Tanah Lot.

Di toko Agung Bali ini tersedia berbagai macam kaos atau T-Shirt dengan harga yang cukup terjangkau. Selain kaos ada juga berbagai macam cemilan khas Bali seperi kacang, salak, dan lain-lain.

4. Krisna

belanja oleh-oleh di bali
Krisna
Krisna merupakan salah satu tempat belanja oleh-oleh terbesar di Pulau Bali. Seperti Joger dan Agung Bali, produk andalan Krisna juga berupa hasil konveksi seperti kaos dan jaket. Krisna sekarang memiliki 3 buah toko yang terletak Jl. Sunset Road, Jl. Nusa Indah dan Jl. Nusa Kambangan.

Selain tempat belanja, Krisna juga dilengkapi dengan food court dan refresh area sehingga membuat para pengunjung betah berlama-lama disini.

5. Pasar Seni Kumbasari

tempat oleh-oleh di bali
Pasar Seni Kumbasari 
Pasar ini terletak di Jalan Gajah Mada Denpasar. Pasar ini juga dekat dengan Pasar Badung yang merupakan pasar tradisional terbesar di Denpasar. Barang-barang yang dijual di Pasar Kumbasari ini antara lain kerajinan perak, batik Bali, lukisan, pernak-pernik khas Bali, dan masih banyak lainnya.

Selain kelima tempat belanja diatas, ada lagi tempat belanja lainnya yang tidak kalah menarik yaitu Ubud dengan hasil lukisan dan seni ukirnya, Batubulan dengan hasil kerajinan seni pahat batunya, dan masih banyak lagi lainnya.

Pantai Nyang Nyang di Badung Bali

Pantai Nyang Nyang di Badung Bali - Pulau seribu pura ini memang memiliki keindahan yang tiada duanya. Mulai dari budaya, sejarah, keramah tamahan warganya, dan juga alamnya mengundang siapa saja untuk berkunjung ke Pulau Dewata ini.
Bali tidak hanya Kuta, Sanur, ataupun Tanah Lot saja. Masih banyak lokasi wisata yang belum terjamah dan belum banyak orang yang tahu. Salah satu objek wisata yang masih perawan tersebut adalah Pantai Nyang Nyang.
Pantai Nyang Nyang terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Hanya berjarak 32 kilometer dari Kota Denpasar dan bisa ditempuh selama 1 jam bila berkendara dari bandara Ngurai Rai.
pantai nyang nyang bali
Pantai Nyang Nyang
Keindahan panorama laut Pantai Nyang Nyang yang masih belum terjamah tentu menjadi oase bagi para pecinta wisata laut. Suasana pantai yang tenang berbanding terbalik dengan keseharian sobat yang seolah berlari dengan kesibukan dan hiruk pikuk kota. Pantai ini akan menjadi penawar jitu, untuk melepaskan diri dari ketegangan.
pantai nyang nyang bali
Pasir Putih
Pantai yang lokasinya dekat dengan Pantai Uluwatu ini menawarkan keindahan berupa pasir pantai yang putih bersih, tebing bebatuan dan ombak yang besar bagi para peselancar. Jadi bagi sobat yang hobi surfing, pantai ini bisa dimasukkan dalam daftar lokasi surfing di Bali. Kondisi pantai ini sangat terjaga kebersihannya, karena memang pantai ini masih sangat alami dan belum banyak orang yang tahu.
Untuk mengunjungi tempat ini memang agak sulit karena lokasinya yang terisolasi dan hanya ditandai dengan papan nama seadanya yang berada di sebelah kiri jalan sebelum pura Uluwatu. Dari jalan raya pengunjung harus menuruni ratusan anak tangga untuk menuju ke pantai ini.

pantai nyang nyang bali
Ombak Besar
Namun perjuangan ke lokasi sepadan dengan keindahan pantai yang begitu sunyi dan tenang. Letaknya yang tersembunyi sangat cocok bagi sobat yang hendak merileks-kan pikiran.
pantai nyang nyang bali
Anak Tangga
Sebenarnya Pantai Nyang Nyang ini awalnya dikenal sebagai wisata kuliner, karena di kawasan tersebut terdapat restoran dengan pemandangan Pantai Nyang Nyang yang berada di bawah restoran tersebut. Namun karena panoramanya yang begitu indah, membuat sebagian wisatawan ingin menikmati pantai ini dari dekat.